Desember 1901. Ibunya Flora Call, adalah seorang wanita
Jerman.
Sedangkan ayahnya Elias Disney, adalah seorang keturunan
Irlandia.
Kehidupan keluarga Disney berpindah dari satu kota ke kota
lain,
karena Elias Disney, yang sebenarnya terpesona oleh dunia
bisnis,
tidak mempunyai kesesuaian diri dengan dunia itu dan
seringkali
mengalami kegagalan finansial.
Pada tahun
1906, keluarga Disney pindah ke daerah Marceline,
Missouri, di tanah pertanian yang baru dibelinya. Walt
Disney kecil
menyukai kehidupan di daerah barunya tersebut. Selain itu,
kehidupan
di desa tersebut juga menghidupkan rasa sayangnya kepada
binatang-2
yang hidup di sekitarnya, seperti bebek, tikus, dan anjing.
Kelak,
ternyata hewan-2 itulah yang membuat namanya menjulang. Dari
sini,
Walt Disney menarik pelajaran berharga yang dia terapkan
sepanjang
hidupnya, yaitu bahwa KEBAHAGIAAN AKAN TIMBUL DALAM DIRI
KITA APABILA
KITA MELAKUKAN SESUATU YANG BENAR-BENAR KITA SUKAI.
Kehidupan Walt
Disney yang bahagia itu teryata hanya bisa
dinikmati sesaat saja. Kegagalan panen yang berturut-turut
membuat
Elias Disney, ayahnya harus menjual ladang pertaniannya dan
membeli
sebuah perusahaan koran setempat yang kecil. Untuk menghemat
biaya
pegawai, Elias Disney mempekerjakan Walt Disney dan kakaknya
Ray
tanpa biaya. Setiap pagi pukul 3.30 dinihari Walt dan Ray
sudah harus
bangun untuk menunggu kedatangan truk pengangkut. Sesudah
itu mereka
harus menjalankan tugas harian mengantarkan koran kepada
para
pelanggan di kota. Kadang-kadang orang menjumpai Walt
berjalan dengan
kelelahan dan gemetar kedinginan dengan bawaan hampir
seberat dua
kali berat tubuhnya. Adakalanya cuaca begitu dingin,
sehingga Walt
harus berjongkok di sudut jalan sekedar untuk menghangatkan
diri.
Seringkali Walt berpikir, apakah untuk hidup di dunia ini
orang harus
bekerja mati-matian sebagai budak dengan upah yang hanya
bisa sekedar
untuk survive ? Tidak adakah jalan lain untuk hidup ? Bila
Walt
mengantarkan koran untuk para pelanggannya yang kebanyakan
adalah
orang kaya di kota, maka Walt juga mulai berpikir mengapa
mereka bisa
hidup mewah, sementara dirinya hidup serba kekurangan. Hal
ini
akhirnya melahirkan pelajaran kedua di dalam hidupnya, yaitu
bahwa
KEHIDUPAN ITU ADALAH SUATU PILIHAN. APAKAH KITA MAU HIDUP
KAYA ATAU
MISKIN, TERGANTUNG ATAS KEPUTUSAN DAN TINDAKAN KITA
SEPENUHNYA SAAT
INI.
Atas dasar
pemikiran itulah maka setelah beranjak dewasa Walt
bersikeras memutuskan untuk masuk ke dinas tentara, karena
menurutnya
pekerjaan tentara bisa lebih memberi kekayaan dibanding
sebagai
pengantar koran yang bekerja tidak dibayar. Di sela-2 dinas
ketentaraannya, Walt menggunakan waktu luangnya untuk
menggambar.
Rupanya, bakat Walt dalam menggambar memang luar biasa,
sehingga
dalam waktu yang singkat banyak teman-2nya di ketentaraan
yang minta
dibuatkan gambar dirinya.
Setelah perang
dunia I usai, Walt keluar dari dinas tentara.
Saat itu, sangatlah sulit mencari pekerjaan. Ini merupakan
masa-masa
paling suram dalam kehidupan Walt Disney. Untuk kembali ke
orang
tuanya dia malu, karena waktu itu dia sering menyombongkan
pada orang
tuanya bahwa pekerjaan tentara itu adalah `pekerjaan orang
kaya'.
Walt tidak mempunyai uang barang sedikitpun, dan terpaksa
menumpang
di belakang sebuah bengkel kecil, dengan sebuah bangku
usang, satu-
satunya perabotan yang dimilikinya, untuk makan dan tidur.
Lebih
parah lagi, seminggu sekali dia harus pergi mengendap-endap
ke
stasiun kota di malam hari hanya sekedar untuk `mencuri'
mandi.
Walt menyadari,
bahwa hal ini tidak mungkin dibiarkan terus
menerus. Dia kembali ingat impiannya di masa lalu, bahwa dia
ingin
menjadi kaya, bukan gelandangan seperti sekarang. Tapi, apa
yang bisa
dilakukan dengan keadaannya yang sekarang, tanpa modal,
tanpa
kenalan, tanpa pekerjaan. Dalam keadaan paling parah dalam
hidupnya,
Walt akhirnya bisa merumuskan prinsip hidupnya yang ketiga,
yaitu
TIDAK PEDULI SEBERAPA PARAH KEADAAN KITA SAAT INI, NAMUN
KEADAAN
PASTI AKAN BERUBAH LEBIH BAIK APABILA KITA MASIH MEMILIKI
SATU HAL :
HARAPAN
Harapan itu pula
yang terus memacu pikiran Walt. Akhirnya
Walt menyadari, bahwa satu-satunya yang masih dimilikinya
adalah
bakat menggambarnya. Tapi, bagaimana caranya agar bakat
tersebut bisa
menghasilkan uang untuk dirinya ? Setelah sekian lama
mencari-cari,
Walt memutuskan bahwa Hollywood adalah tempat yang cocok
dengan
dirinya, dengan bakat yang dimilikinya. Untuk kesana,
terpaksa Walt
menahan malu dan meminjam uang dari kakaknya Ray. Setibanya
disana,
ternyata Walt hanyalah satu dari sekian ribu orang yang berharap
bisa
menjadi bintang di Hollywood. Mulailah Walt masuk satu
persatu ke
studio yang ada disana, dan mencoba menawarkan diri untuk
bekerja apa
saja, asal ada hubungannya dengan dunia perfilman. Bukan hal
yang
mudah ternyata, karena tidak ada satupun studio yang mau
menerimanya,
bahkan untuk pekerjaan yang paling rendah sekalipun.
Walt menyadari,
bahwa para studio itu menolaknya karena
dirinya tidak menunjukkan satu keahlian khusus, yang membuat
mereka
tertarik kepadanya. Belajar dari situ, Walt membeli beberapa
kertas
kosong dan mulai menggambar. Kemudian Walt kembali lagi ke
studio-2
itu lagi, kini dengan menonjolkan `bakat' yang dimilikinya.
Ternyata
ada satu studio yang tertarik dengan bakat Walt yang luar
biasa.
Mereka bahkan langsung memesan satu cerita "Alice in
The Wonderland"
dalam bentuk film kartun bergerak, dengan harga awal US$
1.500.
Jumlah itu justru membuat Walt kaget, karena pada awalnya
Walt hanya
berharap mendapatkan upah US$ 50 sebulan, hanya sekedar
untuk
bertahan hidup. Rangkaian film "Alice in The
Wonderland" sukses luar
biasa di bioskop Amerika, dan bertahan sampai tiga tahun
berturut-
turut. Dengan hasil dari film ini, Walt mulai bisa
memperbaiki
hidupnya, membeli rumah, membuat studio sendiri dan menikah
dengan
Lilian Bounds.
Suatu hari, Walt
teringat masa kecilnya yang bahagia di
pedesaan. Hal ini menginspirasi dirinya untuk menggambar
tiga sahabat
binatangnya waktu itu, yaitu bebek, tikus, dan anjing. Dari
sinilah
kemudian lahir Donald Duck, Mickey Mouse dan Pluto. Ketiga
binatang
inilah yang membawa Walt Disney menuju ke kejayaannya
sebagai seorang
bintang di Hollywood. Selain itu, Walt juga rajin
menciptakan film-
film animasi lain yang terus mencetak uang bagi dirinya,
seperti Snow
White, Cinderella, Peter Pan dan Bambi. Dari sinilah Walt
kemudian
mendedikasikan diri seutuhnya untuk kebahagiaan anak-2
sedunia.
Pada tahun 1950,
Walt mempunyai impian untuk membangun taman
impian bagi anak-anak. Impian Walt ini dianggap gila oleh
rekan-2nya
sesama pengusaha, namun Walt tetap dengan pendiriannya.
Taman bermain
ini akhirnya bisa diwujudkan pada tahun 1955 di Anaheim,
California.
Pada waktu pembukaan, Walt mengatakan dalam pidatonya
"KESUKSESAN
DIMULAI KETIKA KITA MULAI MENCIPTAKAN IMPIAN JAUH KEDEPAN.
DAN SAAT
KITA BERKOMITMEN UNTUK MENCAPAI IMPIAN ITU, MAKA SELANJUTNYA
IMPIAN
ITU YANG AKAN MENJADI MAGNET DAN MENARIK KITA KESANA......".
Walt
Disney meninggal pada tahun 1966. Namun visi dan impiannya
untuk
kebahagiaan anak-anak akan terus dikenang oleh dunia
sepanjang masa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar